Rabu, 10 Oktober 2012

Pelajaran dari Tuna Netra




Ini adalah kisah 2 org pria yg sedang di rawat di sebuah kamar Rumah Sakit (RS).
Seorang di antaranya menderita penyakit yg mengharuskannya duduk dekat jendela di samping tempat tidurnya selama 1 jam di setiap sore utk mengosongkan cairan dari paru2nya & utk menormalkan jantungnya krn denyutnya sangat lemah.
Sedangkan pria yg lain harus berbaring.
Pria ini sering uring2an, bahkan tak jarang membentak anggota keluarga yg menjaga & perawat yg memeriksanya.
Tak jarang pula pria yg satu ini berteriak di malam hari (mungkin krn kesakitan) shg mengganggu pasien yg lainnya.
Suatu hari di sore yg cerah, seperti biasa pria yg berada dekat jendela ini duduk sambil melihat keluar jendela.
Sambil tersenyum & dgn wajah gembira dia menggumam: "Senang sekali ya seandainya aq bisa berjalan2 setiap sore di taman itu, tentunya aq tdk ingin kembali di tempat ini lagi" gumamnya sambil tetap terlihat tersenyum. 
Melihat hal itu pria satunya yg berada di sebelah tempat tidurnya berkata dgn rasa penasaran: "Apa yg kau lihat di luar sana, kawan?"
"Sebuah taman dgn kolam yang indah.
Itik & angsa berenang2 cantik, sedangkan anak2 bermain dgn perahu2 mainannya.
Beberapa pasangan berjalan bergandengan di tengah taman yg di penuhi dgn berbagai macam bunga berwarnakan pelangi, sebuah pohon tua besar nan rindang menghiasi tengah taman itu. Jauh di atas sana terlihat kaki langit kota yg mempesona siapa saja yg melihatnya. Suatu senja yg indah." jelas pria yg duduk di pinggir jrndela itu.
Setiap sore ia menceritakan ttg apa yg terlihat di luar jendela kpd rekan sekamarnya.
Selama 1 jam itulah, pria yg hanya bisa berbaring merasa begitu senang & bergairah membayangkan betapa luas & indahnya semua kegiatan & warna2 indah yg ada di luar sana.
Pria pertama itu menceritakan keadaan di luar jendela dgn begitu detil sehingga membuat pria yg berbaring membayangkan semua keindahan pemandangan itu. 
Perasaannya menjadi lebih tenang dlm menjalani kesehariannya di Rumah Sakit itu.
Semangat hidupnya mjd lebih kuat, percaya dirinya-pun semakin bertambah. 
Pada suatu sore yg lain, pria yg duduk di dekat jendela menceritakan ttg parade karnaval yg sedang melintas. Meski pria yg kedua tdk dpt mendengar suara parade itu, namun ia dpt melihatnya melalui pandangan mata pria yg pertama yg menggambarkan semua itu dgn kata2 yg tertata indah.
Begitulah seterusnya, dari hari ke hari...& satu minggu-pun berlalu.
Suatu pagi, seorang perawat mendapati pria yg berbaring di dekat jendela itu telah meninggal dunia dgn tenang dlm tidurnya. 
Pria yg kedua merasa begitu kehilangan seorang teman yg mengisi hari2nya.
Begitu penasarannya dgn apa yg di ceritakan oleh sang kawan hingga ia meminta pada perawat agar ia bisa di pindahkan ke tempat tidur yg dekat jendela itu. 
Perawat itu menuruti kemauannya & mempersiapkan segala sesuatunya.
Ketika semuanya selesai, ia meninggalkan pria tadi seorang diri dlm kamar.
 Dengan perlahan & kesakitan, pria ini memaksakan dirinya utk bangun.
Ia ingin sekali melihat keindahan dunia luar melalui jendela itu. 
Betapa senangnya, akhirnya ia bisa melihat sendiri & menikmati semua keindahan itu. Hatinya tegang, perlahan ia menjengukkan kepalanya ke jendela di samping tempat tidurnya. Apa yang dilihatnya?
Ternyata, jendela itu menghadap ke sebuah...Tembok Kosong!!!
Ia berseru memanggil perawat & menanyakan apa yg membuat teman pria yg sudah wafat td bercerita seolah2 melihat semua pemandangan yg luar biasa indah di balik jendela itu. 
Dari perawat itulah dia menyadari bahwa rekannya yg sudah meninggal ternyata seorang Tuna Netra yg terserang penyakit parah, kronis & sudah di pastikan nyawanya gak kan tertolong lagi dlm waktu yg amat dekat.
Hikmah :
Kata2 yg penuh semangat, tutur kata yg membangun, sll menghadirkan sisi terbaik dlm hidup Qta.  
Menyampaikan setiap ujaran dgn santun, akan sll lebih baik drpd menyampaikannya dgn pongah, ketus, menggerutu ato dgn kesal.
Krn akan ada hal2 yg mempesona saat Qta mampu memberikan kebahagiaan kpd org lain. Lebih baik bersyukur drpd menggerutu & mengeluh akan hidup yg kurang beruntung. Krn di bawah 'kesialan' hidup Qta, masih banyak yg jauh lebih menderita drpd Qta...  
TAMAT_



Tidak ada komentar:

Posting Komentar